Cinta tidak pakai perlu pakai logika, sepertinya itu sah-sah saja, jika menggunakan logikanya membuat cinta semakin parah dan buruk. Cinta yang menggunakan logika biasanya akan sangat mudah terjangkit virus prasangka dan curiga, sedikit-sedikit curiga, sedikit-sedikit prasangka, dan sedikit-sedikit mencari-cari kesalahan yang ada pada kekasihnya.
Cinta yang sudah dibangun dengan kepercayaan dan kesungguhan, kadang-kdang masih saja diganggu dengan permainan logika yang tidak masuk akal. Entah akan timbul keegoisan, menang sendiri atau yang lainnya. Ini menandakan bahwa cinta yang pakai logika akan rawan sekali dari hal-hal seperti itu.
Selain itu, jika cinta menggunakan logika saja tanpa disertai dengan perasaan itu sendiri, akan menyebabkan cinta itu bikin capek, kesal, dan bosan. Dan tidak dipungkiri juga jika akan datang suatu perpisahan yang mendadak.
Cinta itu dihati, bukan di pikiran, jika cinta hadir dari otak atau pikiran, bawaannya selalu saja mencari yang mewah, mencari yang waahh, mencari yang sempurna. Perlu diketahui, kita hidup berpasang-pasangan adalah untuk saling menyempurnakan, bukan untuk mencari yang sempurna.
Oleh sebab itu, jika ingin cintanya selalu awet muda dan tidak pernah tua, apalagi cepat mati ditengah perjalanan, hendaklah selalau mengedepankan rasa, mengedepankan keyakinan, dan mengedepankan hati daripada mengedepankan pikiran.
Cinta yang datang dari logika, akan terasa jenuh dan akan cepat habis keistimewaan dalam cinta itu sendiri. Apalagi pertengkaran akan terus berlanjut hingga berakhir dengan perpisahan, ditambahi lagi adanya saling tidak mengerti antara satu dengan yang lainnya, terjadilah perselisihan yang berkepanjangan dan tidak menemukan solusi yang baik bagi keduanya.
Jika cinta menggunakan hati, dijamin, perjalanan cintanya akan adem ayem, sepoi-sepoi, dan seindah bunga-bunga warna ditaman. Tidak hanya itu, kesetiaan akan tetap terjaga, bukan hanya sampai mati melainkan sampai hidup sesudah mati.
Sekali lagi, jika cinta pakai logika, maka bersiap-siaplah terjangkit virus prasangka dan tak percaya. Berlatihlah untuk memahami dengan hati, berpikir dengan hati dan merasakannya dengan hati pula. Itulah cinta, bukan dengan logika.
0 komentar:
Posting Komentar