Perjalanan Cinta

perjalanan cintaSetiap manusia diciptakan adalah dengan kasih sayang Tuhan, dan dalam penciptaannya, sudah dianugerahi hati sebagai wadah dari cinta itu sendiri. Cinta adalah penghubung antara jiwa dan raga, yang menyambungkan, dan saling menguatkan serta sebagai bukti dari kesungguhan. Ketika manusia berada dalam rahim, ia sudah dikenalkan apa itu cinta dari kasih sayang orang tua, terutama sang bunda. Ketika pertama kali bayi lahir, dan melihat siapa pertama kali dilihat, disinilah sudah muncul cinta pandangan pertama. Ya, cinta memiliki perjalanan, perjalanan cinta adalah perjalanan yang panjang, dimulai dari mencintai sang Pencipta dan seterusnya.

Cinta itu mempunyai tingkatan, dan sungguh akan bahagia hati ini, raga ini, jiwa ini, jika cinta diletakkan sesuai dengan ukurannya masing-masing. Cinta kepada sang Pencipta adalah cinta yang mutlak, cinta tertinggi yang wajib ada dalam hati, karena cinta ini adalah penentu kebahagiaan hidup dan kesuksesan cinta selanjutnya.

Seseorang yang hatinya tidak ada cinta kepada Tuhan, sudah tentu hidupnya akan berantakan, jalannya tidak lurus, dan selalu sesat. Walaupun ia merasa punya cinta untuk yang lainnya, namun selama tidak ada cinta kepada Tuhan, maka sebenarnya ia tidak mempunyai cinta, karena apabila cinta itu diberikan kepada yang lain, yang ada akan membawa malapetaka atau kesengsaraan.

Cinta kepada Tuhan adalah ikatan yang tidak boleh hilang atapun lepas, kenapa? agar cinta kita bisa dibantu untuk mengarahkan kepada cinta yang benar, mencintai yang benar dan membenci yang tidak benar.

Dalam perjalanan cinta, sering kali ada batu ujian yang berat, yang sebenarnya ujian dan hadangan itu adalah untuk menghilangkan dan untuk membuat kita lupa akan cinta kepada Pencipta Cinta. Oleh sebab itu, suatu hal yang baik ketika mencintai adalah cintailah yang bisa membangkitkan cintamu kepada Tuhan, jangan mencintai yang dapat memperburuk jalanmu. Karena cinta bukan lagi misteri, yang terpenting adalah tetap mencintai apa yang dicintai-Nya.

Mencintai yang lain, seperti mencintai kedua orang tua, saudara, suami, istri atau anak, serta sahabat dan orang lain, harus benar-benar sesuai peletakannya dan tingkatannya. Tidak akan menjadi bahagia hati ini, jika mencintai ibu lebih rendah daripada mencintai teman, dan yang pasti sebagai patokan adalah siapa yang lebih utama tanpa menghilangkan rasa cinta kepada yang lain seperti mencintai dirinya sendiri. Permasalahannya terletak pada keutamaan, bukan besar nya cinta yang harus diberikan, karena mencintai orang lain pun harus seperti mencintai dirinya sendiri.

Oleh sebab itu, dalam perjalanan cinta sewaktu hidup, harus benar-benar dikoreksi kembali, sudahkah cinta yang kita berikan sudah tepat sasaran, atau salah sasaran? Dan tanda-tanda cinta yang tidka tepat sasaran adalah semakin jah dari cinta Tuhan. Itu ....

Perjalanan Cinta
Salam Cinta
Salam Dycko Novanda

Artikel Terkait

0 komentar:

Entri Populer