Puisi Perih

PUISI PERIH
By: Novia
puisi perih

Awal saat mengenalmu dan jauh
Aku merasa ada getaran hati yang pasti
Cinta datang tiba-tiba, kau nampak indah begitu saja

Entah kenapa aku begitu yakin memilihmu
Padahal engkau jauh
Karena sudah tak mungkin bisa berjumpa

Namun takdir bicara lain
Kesungguhan cintaku terjawab sudah
Seakan itu bermimpi dan tak nyata
Bahagia kurasa bertemu dengan mu pertama kali jumpa

Seiring perjalanan
Aku membuka diri untukmu, jika aku hanyalah seorang lelaki yang tak mampu
Yang lemah, dan yang rendah jauh dibawahmu ...

Aku bahagia dan bersyukur dipertemukan denganmu
Karena engkau rela dan tulus membangkitkanku perlahan-lahan
Memujiku, meyakinkanku untuk terus maju

Tetapi mengapa akhir-akhir ini engkau nampak berbeda
Sudah tiada lagi kah perasaan mu yang dulu
Dimana engkau lebih memahamiku dengan ketulusan, dengan keyakinan

Tetapi mengapa akhir-akhir ini sering kau lontarkan hinaan untukku
Cacian, cercaan, walaupun mungkin itu adalah caramu untuk membangkitkanku
Tetapi aku merasa, engkau membangkitkanku dengan cara menyiksa

Aku tau, kau begitu mencintaiku
Aku tau, kau inginkan aku berhasil
Tidak kah engkau cukup bahagia dengan adanya diriku
Sebelum engkau benar-benar melihatku dalam keadaan berselimut putih keruh

Wahai cintaku,
Aku tak peduli dengan caramu menyakitiku
Aku tetap cintaimu, tak ada sedikitpun itu sebuah ejekan dan hinaan
Namun hatiku tidak bisa berbohong, sekuat apapun aku menahan, akan tetap perih
perih hati ini ...

Walaupun hati terasa perih, cintaku tak pernah luntur begitu saja
Karena cintaku berada dalam jiwa, menjauh dari hati yang sudah banyak terluka dan perih

Aku tidak menginginkan apa-apa dari cinta ini, cintamu
Aku bahagia, jika memang takdirku hanyalah sebagai tempat penampung marahmu
Aku bahagia, jika diriku sebagai bahan engkau untuk merendahkanku
Karena hanya dengan itu,
aku bisa membuktikan jika aku benar-benar bisa menjadi yang kau inginkan
menjadi yang kau mau .. Bukankah engkau menginginkanku untuk memenuhi keinginanmu?

Tak peduli rasa perih ini
Yang terpenting engkau bisa meluapkan segalanya
Pada diriku ...
Aku tetap setia, karena aku tak bisa tanpamu,
aku rela hidup dengan penuh luka
Penuh perih ...
Asalkan engkau benar-benar setia bersamaku

Salam Cinta
Salam Dycko-Novanda

Artikel Terkait

0 komentar:

Entri Populer